Sejarah Perkembangan Fashion Dunia
Permulaan fashion dimulai pada tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia fashion. Pada tahun ini merupakan awal kebangkitan kaum perempuan untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaannya. Di dekade sebelumnya, baju-baju ala Cinderella dengan rok super megar dengan pinggang ekstra ketat, menyiksa kaum perempuan, karena itulah mulai tahun ’20an baju tersebut ditinggalkan. Tahun 1920 merupakan abad baru ketika dunia fashion terlahir kembali dengan pandangan yang berbeda. Inovasi terbaru muncul dari desainer dunia, seperti Coco Chanel yang menyuguhkan potongan, warna, serta gaya yangmementingkan karakter seorang perempuan. Dari sinilah dunia fashion mulai berkibar.
Memasuki
tahun 1930an, perkembangan fashion sedikit agak lambat hingga akhirnya memasuki
perang dunia kedua(1940-1946). Dari yang tadinya hanya bersifat fungsional,
sebuah pakaian juga punya sisi estetik atau sisi ‘cantik’.dunia di luar fashion
pun punya pengaruh hebat. terutama dunia film di awal tahun ’50an hingga
’60an.
Beberapa artis besar menjadi panutan di dunia
fashion bahkan menjadi icon, seperti Marlene
Dietrich dengan baju androginy-nya.
di era ini juga, desainer dunia banyak melakukan inovasi. Dari London ada Mary
Quant dengan rok mininya dan BarbaraHulanicki
dengan gaya street wearnya ala
remaja London. dari Amrik ada James Galanos dengan baju fitted dan Rudi Gernreich dengan baju-baju
unisex. di Paris dikenal Yves Saint Laurent dengan gaya tailoring buat perempuan, Pierre
Cardindengan baju space-nya
dan Emmanuel
Ungaro dengan fashion couture-nya.
Berkembangnya zaman memang membuat dunia fashion
juga terus berkembang. Dan, tidak menutup kemungkinan fashion dulu bisa kita
rasakan kembali.
Kalau
kita feedback, untuk memahami
wujud busana masyarakat tertentu berarti memahami pula kebudayaan masyarakat
itu dan mengerti berbagai aspek keberadaannya.
Sebagai awal kita akan mengenal tata
busana di Dunia Kuno, adalah peradaban yang terjadi disekitar Mediteranea pada
masa sebelum Masehi.
Pada dasarnya pakaian tidaklah hanya
merupakan alat pelindung terhadap keadaan cuaca semata mata. Suku bangsa
primitive ada kalanya mengenakan pakaian tebal panas di Katulistiwa dan
kadang-kadang hamper telanjang didaerah kutub.
Ini sebagian dikarenakan adanya keinginan
merias diri yang lebih kuat dibandingkan penyesuaian dengan keadaan sekitar.
Kiranya sedikit sifat ini tidak hanya ada dimasa purba tetapi hingga masa kini
pun sikap itu masih terpelihara disebagian umat manusia.
Perbedaan berbusana antara suku bangsa
di pegunungan, kaum nomaden, penghuni padang pasir, goa, petani dan orang kota
terlihat jelas. Sedangkan pada golongan berkedudukan tinggi, kaum ningrat dan
aristocrat unsure-unsur simbolis kedudukan mereka sangat ditonjolkan.
Bangsa-bangsa kuno pada mulanya
hanya mengenakan kain cawet, kadang-kadang dilengkapi dengan selendang. Tutup
kepala dan alas kaki, hampir tak dipakai. Busana zaman kuno yang sangat
berpengaruh adalah busana yang berasal dari suku bangsa yang memiliki
kebudayaaan sendiri seperti bangsa Mesir Kuno dan Bangsa Babylonia. Kedua
bangsa ini memiliki bentuk dasar busana yang sama yaitu bentuk dasar kemeja.
Bangsa Mesir Kuno menghias bentuk dasar ini
dengan mempergunakan kain itu sendiri, yaitu dengan cara pemberian lipit-lipit
( pleats, plissee ). Bangsa Babylonia dengan menambah potongan-potongan strook
yang berumbai-rumbai.
Bentuk kostum dari masing-masing
suku bangsa zaman kuno ini saling berbeda tapi sepintas tak terlihat
perbedaannya. Potongan-potongan kain besar atau lebarnya tergantung yang
dihasilkan oleh alat tenun pada masa itu diterima sebagai bentuk dasar kostum
untuk kemudian dilipat, dililit, dilingkarkan atau disusun pada badan dalam
aneka perbandingan panjang atau lebar kain itu sendiri.
Akan jelas bahwa dengan demikian
busana zaman kuno dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
- Rok – rok lipit ( sarung )
- Bentuk dasar kemeja
-
tunika
-
kaftan
Tunika dan
kaftan hingga kini masih dikenakan oleh bangsa-bangsa di Afrika Utara dan Timur
Tengah.
3.Draperi.
Sepotong
kain disusun pada bahan, acapkali sebagai tambahan. ( ingat : sari pada busana
khas India ).Busana deraperi memberi aksen pada gerakan badan hingga merupakan
pakaian paling plastis dari Dunia Kuno.
Dalam
dunia kuno bentuk celana hamper tidak digunakan. Sesekali bentuk ini dijumpai
sebagai pakaian rasionil pada suku bangsa- suku bangsa pegunungan atau pada
suku bangsa-suku bangsa penunggang kuda.
MESIR KUNO
Salah satu pusat peninggalan
kebudayaan yang tertua didunia terdapat di daerah lembah sungai Nil di Mesir semasa
4000 tahun SM. Ditemukan oleh Pasukan Napoleon dari Perancis yang menyerbu dan
menduduki daerah subur sungai Nil pada tahun 1797. Seorang Ilmuwan Perancis
yang bernama CHAMPOLLION berhasil membaca batu bertulis Rosetta ( nama desa )
yang kemudian huruf-huruf atau aksara-aksara yang terdapat di Mesir Kuno
kemudian dikenal sebagai HYROGLYPH. Sejak sekitar tahun1800 itulah segenap
sejarah Mesir dari masa 4000 tahun sebelum Masehi terungkap.
Mesir juga disebut sebagai Negeri
Hadiah Sungai Nil karena kesuburannya. Dengan singkat, periode-periode pra
sejarah Mesir adalah :
- Periode pra sejarah dan sejarah awal hingga 3000 SM
- Periode Kerajaan Kuno 3000–2000 SM
- Periode Kerajaan Pertengahan 2100–1800 SM
- Periode Kerajaan Baru 1580–1085 SM
- Periode Penjajahan Asing 1085 – 395 SM
- Periode Saitis 663 – 525 SM
- Periode Ptolomeus 332 – 30 SM
- Periode Romawi 30 – 395 M
6. Periode Kristen Awal, masa perkembangan kebudayaan Koptik
395 – 640 SM
7. Islam.
Awal
keruntuhan Kerajaan Mesir Kuno adalah pada masa Penjajahan Asing, namun hingga
sekarang, hampir 30 abad kemudian sejarah Kerajaan Mesir Kuno tetap menjadi
misteri yang belum terungkap dengan tuntas. Dan manusia-manusia di abad modern,
belum berhenti untuk mencoba mengungkap.
BUSANA DAN PERLENGKAPAN MASYARAKAT
MESIR KUNO
Zaman
Mesir Kuno dapat dikatakan zaman emas karena pada masa itu telah mengenal emas
dan tersedia sangat berlimpah. Kaum ningrat bias meletakkan emas dimana saja
sehingga logam mulia itu seakan-akan tidak bernilai bagi mereka.
Busana yang dipakai pada masa itu masih dalam
bentuk yang sangat sederhana berupa busana dalam bentuk kemeja tanpa krag
dinamakan KALASIRIS.
Dalam
periode kerajaaan kuno Kalasiris berlengan setali ini sangat pendek dan ketat,
sedangkan dalam periode kerajaan baru kalasiris dibuat panjang dan lebar serta
diberi lipit-lipit yang merupakan unsur dekoratif yang sangat dominan pada tata
busana bangsa Mesir kuno.
Pelengkap
Kalasiris : berbagai sarung pendek dan aneka krag. Yang dibuat dari berbagai
macam bahan. Sepeti Linen yang dikanji sangat kaku agar mudah dibentuk, ini
biasa digunakan oleh rakyat biasa. Ada juga dibuat dari kulit atau logam mulia,
ini biasa digunakan oleh kaum ningrat dan tokoh-tokoh penting lainnya. Pada
kragnya juga acapkali ditambahkan hiasan dari permata yang disusun dalam
susunan geometris.
Sedangkan
sarung pendek atau disebut SCHENTI juga memberikan efek dekoratif pada
kalasiris. Yang juga terkadang dibuat dari kulit berlapis emas.
Asesoris lainnya
ada selendang yang disebut STOLA yang disusun sebagai draperi pada bahu.
Dikenakan juga semacam rompi panjang yang dibuat dari susunan jalinan dan ronce
manik-manik.
Untuk
Firaun, kalasiris yang berlipit-lipit dibuat dari kain emas agar memberi kesan
kedewaan.
Untuk
Pendeta dan Firaun memakai tutup kepala dari kain yang dilipat menjadi
segitiga.
Tutup
kepala ini disebut KLAFT.
Aneka
mahkota yang terdapat di Mesir:
Mahkota Pschent -:
Mahkota ganda
terdiri dari Mahkota Merah dan Mahkota Putih warna pada mahkota ini menunjukkan
daerah kekuasaan pada masa itu. Untuk warna merah meliputi Mesir Bawah dan
warna putih meliputi daerah Mesir Hulu.
Mahkota CHEPERESH : Mahkota pada masa kerajaan
baru ini berbentuk lebih tinggi dari Pschent. Selalu dihias dengan Ular Ureus
yang menghadap kedepan, sebagai kepercayan agar terlindungi dari gigitan ular.
Untuk Ratu
selalu memakai hiasan burung Elang diatas kepala dengan sayap burung yang putih
disisi kepala.
Selain itu
ada juga Mahkota Hemhemet, Mahkota Perang, Mahkota Isis
Raja Mesir
Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut
palsu ini dibuat dari serat wol atau jalinan rambut, diikat dengan pita
kebelakang.
Juga ada
gelang-gelang lebar dengan hiasan motif berupa symbol-simbol khas Mesir kuno
seperti Ular Ureus, Papyrus, burung elang, matahari bersayap dan lain
sebagainya.
Pengaruh
Kebudayaan Mesir Kuno ini merupakan sumber ide atau inspirasi yang tak pernah
habis terhadap dunia mode. Masa Mesir Kuno
ditahun 20an merupakan sumbangan besar kepada gaya tahun 20an sampai dengan
tahun 40an yang kemudian dikenal sebagai Gaya ART DECO.
0 komentar:
Posting Komentar